Kamis, 03 Agustus 2017

Darimana Cinta Dihelus Helai Rambut Panjang?

Sekian helai rambut panjang sampai ruas jalan sanggupkah merawat helainya?
Yakin tiap pagi disisir meski tangan pendek?
Bagaimana mengeser helai yang disisir?
Benarkah mandi sambil rambut dipegang?
Mengapa tumbuh sejak usia remaja?
Inilah yang disebut rambut panjang sebagai rekor terbaik sepanjang asia?
Inilah yang disebut rambut terindah meski panjang seruas jalan itu?

Surabaya, 30 Juli 2017

Kenapa Setiap Hari Balita Menangis Sangat Panjang?

Kapankah balita menangis?
Alasan apa menangis?
Apakah balita dihadang kekerasan?
Apakah membalut serdadu air mata?
Sejauh manakah mimpi menangis dari sejak kecil?
Entah sampai kapan tangisan rela terenyahkan?
Sejauh manakah enggan dirindukan?
Apakah mau disandang rindu dan kenangan?
Benarkah disebut sebagai tangisan panjang hari?
Alasan terbaikmu menangis diperuntungkan kepada balita mungil?

Surabaya, 30 Juli 2017

Jumat, 28 Juli 2017

Hujan Menjemput Ibumu

Turun hujan membentengi rindu
Meranggas senyuman wajah Ibu
Hadirkan sebuah bayangan
Setelah menjemput kematianmu
Habis mengorbangkan perang negara
Sampai terbunuh tanpa alasan
Negara muslim sangat kecewa
Mendatangkan musuh tidak di undang
Memblokir bangunan Islam
Betapa sedih hujan api meresap dada

Pelukan Ibu tersanjung balita
Tinggal bersama ayah
Rela membunuh kodrat dan hak jiwaku
Perempuan meski banyak pengorbanan
Kesabaran tiada tanding
Menyongsong sebuah runtuhan tiang
Habis terbakar warga
Kelam puluhan tahun silam
Serupa hampir manja
Mengantarku sampai di sana

Di sini menyentuh hati seorang Ibu
Bayangan wajah telah bersapa
Namun tanpa kehadiran tubuh
Meresap liang lahat
Hanya sekilas bayangan pada wajah surga
Sedangkan kau menetap di sini tanpa mengurap batin
Terjebak dalam serdadu darah
Hujan api mengilir luka
Hujan air mengisahkan pemuliaan
Sadari terpenggah kata-kata
Ibu akan menuntut kewajiban
Hampiri tetes runtuhnya zaman

Surabaya, 27 Juli 2017

Ibu Kembali Pulang

Ketika mengusap di kota
Foto keluarga memerlukan persaudaraan
Seperti hadiah sempat diberikan
Sebelum pergi Ibu dibekali kekuatan
Di sana menemui cobaan begitu berat
Saat mentari senyap
Ibu tinggal sendiri
Anak menderu air mata
Serupa memanjatkan angin
Serupa pergi tanpa bekas noda
Barang milik Ibu dibawakan
Perjuangan mengenggam usaha
Memunggu bulir

Seperti menetap jalan baru
Duduk di atas gunung
Membalik wajah orang
Mengetik tugas harian
Namun di bawah sadar
Menginginkan pulang
Jangan lagi mengusap nada

Bersiap untuk kembali ke kota kenangan
Tiada kegerihan mengesah gelap
Tidak tahu mengeram jemput
Senyum diterpang luka
Selamat bahagia
Ditengah jalan berbaring di pohon
Tidur pinggir batang pohon
Layaknya menetap di alam

Anak menatap langsung
Lari dan tiada lagi pilihan kedua
Mengayomi genggaman Ibu
Sambil menangis luka Ibu
Kubur mengenyap surga
Menabur bunga atas kehormatan istimewa
Bagi perempuan agung tanpa ditinggal rekan dan saudara

Surabaya, 27 Juli 2017

Pisahkan Tangan Anak dari Pangkuan Ibu

Melangkah kaki di sebuah wahana
Masuklah pada pintu kegembiraan
Banyak keluarga melihat sebuah wahana permainan
Bergegas ke wahana komedi putar
Sebuah menaiki kursi kuda terbang dengan berputar
Andaikan hari begitu lepas
Di tengah jalan Ibu telah melihat bayangan hitam di belakang wahana
Ayah heran hipnotis Ibu pada benda tak kasat mata
Turun dari komedi putar anak barusan ibu menghilang
Kini hilang dari gempita seorang ibu
Melalui pangkuan tangan
Air mata menetes kepergian ibu
Tanpa menahan kesedihan begitu bekas pedih

Ibu mengikuti bayangan hitam
Hilang begitu sekejap saja pikiran terlalu menghayal
Lepaslah kesadaran khayalan makin meluap
Datanglah sebuah malapetaka
Ayah dan anak telah memencar
Sudah terbelenggu pada serdadu-serdadu hitam
Menguap pada semuk-semuk panas siang
Hendak lari entah kemana
Ayah dan anaknya sambil gendong
Sambil merembah air mata masih menetes
Bersorak ibu di tengah kerumunan

Sore menjelang malam
Senja membentang langit gelap
Kerumunan telah lenyap
Wahana permainan segera ditutup
Ayah segan menemukan anaknya
Sampai meresap berjam-jam petugas membantu pencarian orang yang hilang sejak pagi tadi
Ibu kehabisan tenaga
Seduhnya meraup-raup rintihan pelukan anak
Keemasan telah kembali berpadu
Anak menemui rindu pada sang Ibu
Ayah mengisahkan gempita permen
Pulang membawakan es krim
Berkah ibu memeluk kaki
Seperti surga di bawah telapak kaki ibu
Kembali tidur bersama Ibu sangat tercinta

Surabaya, 27 Juli 2017

Elegi Doa dalam Kalbu

Sekedap doa mengarungi panjat pada Tuhan
Sekiranya malam mengesahkan sedihmu
Betapa betah di dalam keangkuhan wajah
Serupa kalbu dipanjatkan melalui senyapan ayat-ayat
Serpihan langit telah lepas di dunia
Melawan sakit begitu melayang
Andaikan ku tahu

Tangan kerap menunjukkan pada cahaya ilahi
Dosa merebah di hati
Siang meretap semak-semak purnama
Serupa fajar mengumam pagi
Mengiringi nada sangat sunyi
Ketika mengerucuti adipati
Saat ageng direnggang pangkuan ayah
Darah merasuh roh-roh di akhirat
Sakit mengebah air mata

Doa akan dipanjatkan
Layaknya diteladani oleh sang penguasa
Hujan membalut lembar kalbu
Bosan penah di belenggu kegelapan dalam mimpi
Begitu meresap bayangan aneh
Kenapa meratap wajahmu
Sementara kau adalah sebatas doa
Yang dikabulkan melalui harapan
Sepanjang waktu menguras tenaga
Melalui ubahan terlintas pada hati
Kenapa kau terbentang pada payung-payung di udara
Tuhan terpintas langit dan bumi
Di ciptakan surga dan neraka
Pada kubur meraup dimensi kiamat
Doa selalu menolongmu

Surabaya, 27 Juli 2017

Senin, 26 Juni 2017

Silsilah Idul Fitri

Ketupat ku nantikan
Selembar ungkapan lahir dan batin
Berjabat tangan meski banyak salah
Air mata mengulir sebulir berlian
Tiada dosa dilaknati
Kemenangan fitri adalah milik kita

Jember, 24 Juni 2017

Darimana Cinta Dihelus Helai Rambut Panjang?

Sekian helai rambut panjang sampai ruas jalan sanggupkah merawat helainya? Yakin tiap pagi disisir meski tangan pendek? Bagaimana mengeser...